Selasa, 26 Juli 2011

Sekolah Kehidupan

Sekolah kehidupan merupakan sebuah medium yang memroses hidup kita menuju pada diri kita yang sekarang. Dari hidup, kita belajar memaknai hidup kita yang senantiasa berproses menuju kehidupan yang lebih baik. Namun, sayang, kita sering lupa bahwa sekolah yang paling efektif membentuk hidup kita adalah pengalaman keseharian hidup kita. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi.

Hal ini menunjukkan bahwa terbentuknya hidup kita seperti sekarang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang bersinggungan dengan kehidupan harian kita. Jadi, rawatlah hidup anda maka anda akan merayakan hidup anda.

Minggu, 10 Juli 2011

KEBAHAGIAAN

Alkisah, ada seorang murid yang hendak menemukan kebahagiaan. Ia menyusun suatu rencana indah dalam hidupnya dan menuliskannya dalam buku agendanya. "Ada satu hal yang harus aku temui dalam hidupku, yaitu kebahagiaan. Sebelum aku menemukannya, hidupku tidak ada nilainya." Setelah dia menuliskan niatnya itu, ia kemudian memersiapkan segala keperluan yang ia butuhkan dalam perjalanan menuju kebahagiaan. Pakaian, beras, air, senter, dan sepatu. Semua keperluannya dimasukan dalam satu koper besar. "Ah... semua sudah beres. Besok pagi-pagi aku harus berangkat. Sekarang aku istirahat dulu..."

Jam 04.00 ia sudah bangun dari tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi. Jam 04.30, ia sudah siap untuk berangkat. Koper yang sudah disiapkan semalam sudah ditempatkan di depan pintu, sambil menunggu mobil menjemputnya. Jam 05.00, mobil yang menjemputnya belum datang. Ia mulai gelisah. Keluar-masuk kamar sambil sesekali melongok ke luar. Jam 05.10, tamu yang tak diundang menghampirinya. "Selamat pagi anak muda", tegur pak tua. "Pagi Pak. Ada apa pagi-pagi begini sudah ke sini!!!" sahutnya dengan nada suara yang tinggi. "Maaf, anak muda. Seandainya saya mengganggu ketenangan anak muda, saya akan segera pulang. Tetapi seandainya tidak, saya ingin menemani anak muda di sini sampai bus datang menjemputmu", pinta pak tua. "Oh.. Tidak. Pak tua tidak mengganggu saya. Tapi saya terganggu karena bus belum juga menjemput saya. Padahal saya sudah pesan pagi-pagi.", jelasnya. "Baiklah kalau begitu. Mungkin kita bisa berbagi cerita atau apa sajalah sambil menunggu jemputan anda", pinta pak tua. "Baiklah... mari Bapak silahkan masuk...", sahut anak muda.

Sambil menunggu bus yang menjemput anak muda itu, mereka bercakap-cakap di ruang tamu.
Pak Tua: "Maaf, anak muda mau kemana? Pagi-pagi begini sudah rapi?"
Anak muda: "Saya mau mencari dan menemukan kebahagiaan yang sudah lama saya impi-impikan."
Pak Tua: "Dimana anak muda akan mencari dan menemukan kebahagiaan itu?"
Anak muda: "Di seberang laut itu. Menurut cerita di sana ada nenek tua yang akan memberikan itu (kebahagiaan)."
Pak Tua: "Apakah anak muda percaya dengan semua itu?"
Anak muda: "Percaya Pak. Makanya saya sudah memersiapkan semuanya untuk menuju ke tempat itu. Konon di kalu kita sudah sampai di tempat itu, kita akan memeroleh kebahagiaan."
Pak Tua: "Anak muda... maafkan saya. Kalau boleh saya sarankan, sebaiknya anak muda tidak usah berangkat ke sana. Sebab kebahagiaan itu bukan untuk dicari atau ditemui, tetapi untuk dilahirkan dan dirasakan dari dalam diri kita sendiri. Kebahagiaan itu sudah ada dalam diri anda, tetapi anda harus melahirkan dan merasakannya melalui sikap dan perilaku anda yang terpuji. Itulah kebahagiaan."
Anak muda: "????"

Kita menjadi bahagia, bukan karena berapa banyak harta yang kita miliki, tetapi seberapa tulus kita merasakan bahwa kita sudah bahagia. Sebab kebahagiaan bukan pertama-tama karena kita kaya, banyak harta benda, tetapi masalah perasaan kita (bahwa kita bahagia atau menderita). Kebahagiaan adalah pancaran jiwa yang tulus untuk menghargai hidup dan apa yang kita miliki sebagai anugerah/karunia istimewa dari Allah. Oleh karena itu, seperti anak muda di atas, kalau kita ingin bahagia, pulihkanlah perasaan kita pada kebahagiaan. Jauhkan perasaan kita dari kesengsaraan.