Rabu, 30 Maret 2011

Susah

Dalam kehidupan di dunia yang serba cepat, keras, dan kompetitif menorehkan pengalaman yang tak terlupakan dalam hidup saya, yaitu susah berjumpa dengan seseorang yang merasa diri penting. Beberapa kali saya mencoba untuk bertemu dengan seseorang pimpinan, selalu tidak ada. "Maaf, Pak, pimpinan saya sedang keluar.", jawab anak buahnya.

inilah salah satu bentuk kekerasan hidup dalam zaman yang serba keras ini. Banyak orang yang merasa diri penting dan mementingkan diri. Dia lupa tanggungjawabnya bahwa seorang pemimpin adalah seorang pelayan. Dia sok penuh kuasa dan tidak peduli dengan bawahan. Padahal dia bisa menjadi pemimpin karena ada bawahan. Inilah dalam bahasa bijak biasa disebut "telur lupa kulitnya" atau "kacang lupa kulitnya."

Perilaku yang demikian membuat orang lain dan bawahan menjadi susah. Susah urusan, komunikasi, dll.
Apakah anda orang susah????
semoga anda cepat bertobat, seperti Paulus.....

SMP YPPSB: Sekolah Adiwiyata dan SSN

Sekolah dan lingkungan hidup disekitarnya merupakan suatu jalinan ketergantungan yang saling memengaruhi satu sama lain. Sekolah dapat berjalan dengan baik ketika lingkungan di sekitarnya dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap kehidupan sekolah. Demikian juga sebaliknya, lingkungan sekitarnya akan menjadi lebih beradab bila sekolah berhasil membekali peserta didik dengan serangkain nilai hidup, kompetensi, dan etika (moral) dalam hidup bersama. Ada interkorelasi nilai dan budaya.
Dalam konteks itu, sekolah berkomitmen untuk terus menerus menjaga, merawat, melestarikan, dan mengembangkan lingkungan di sekitarnya, terutama lingkungan sekolah. Sebab lingkungan yang sehat, rindang, sejuk, nyaman, dan indah akan mendukung terjadinya proses pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan berdaya guna (useful learning). Di dalam lingkungan yang indah diharapkan tercipta pribadi-pribadi dengan sikap dan perilaku indah juga.
Oleh karena itu, SMP YPPSB dengan penuh komitmen mewujudkan diri sebagai sekolah Adiwiyata yang berstandar nasional (SSN). Pencapaian ini tentu menjadi perjuangan terus-menerus untuk mencapai hasil yang lebih baik. Dalam perjuangan ini, tentu dibutuhkan tanggung jawab dari semua stakeholders sekolah, tanpa kecuali, mulai dari tukang kebun sampai top management.

Berbagi dengan Setulus Hati

Pengalaman berbagi merupakan sebuah pengalaman yang sangat menyenangkan dan membahagiakan. Dalam kisah Zakheus, si pemungut cukai, kita dapat belajar betapa pengalaman berbagi dengan sesama menjadi jalan menuju keselamatan kekal. Zakheus, orang pendek dan kecil itu, sebelum berjumpa dengan Yesus, dia berusaha dan berjuang lari mendahului semua orang yang berbondong-bondong melihat Yesus. Zakheus lari dan memanjat pohon supaya dapat melihat Yesus. usahanya yang luar biasa itu akhirnya disambut oleh Yesus dengan penuh kasih. "Zakheus turunlah, malam ini juga Aku akan menginap di rumahmu."
sambutan Yesus ini menunjukkan betapa Allah begitu penuh kasih kepada semua orang, yang dengan susah payah mau datang kepada-Nya. Kasih Allah ini kemudian meneguhkan dan menguatkan Zakheus bahwa apa yang dia miliki tidak ada artinya jika Allah mau tinggal bersamanya. karena itu, Zakheus berjanji: "...kalau ada yang aku peras dari siapapun akan aku kembalikan empat kali lipat."

Dalam sharing di lingkungan, tampak betapa pengalaman berbagi diinspirasikan oleh Kasih Allah, iman, hati, dan juga rasa simpati agar mereka yang dibantu dapat memperbaiki hidupnya. Berbagi adalah indah. Dalam keindahan, kita menemukan persekutuan dengan Allah yang penuh kasih...

selamat berbagi dengan penuh kasih......