Jumat, 15 Mei 2009

Roh Kudus, Perbuatan Baik, dan Kasih

Belalang


Dalam Kitab Perjanjian lama dikisahkan bahwa "Yohanes makananya belalang." Di daerah gunung kidul juga, pada musim kemarau banyak penduduk yang berjualan belalang di sepanjang jalan. Belalang yang dijual adalah belalang yang jenisnya besar-besar.
Suatu ketika saya bersama beberapa orang membeli tiga tusuk belalang dan kami bakar di tepi pantai di Wonosari.
"Uih... enak bener lo.." kata teman saya ketika ia mencicipi belalang bakar. "Oh, ya.." tanya yang lain. "Ia. Sungguh.. Coba aja kalo gak percaya!", tegas sang teman. Saya dan teman yang lain akhirnya menyantap dengan lahap belalang bakar yang kami masak sendiri.
"Tuhan, terimakasih.. Engkau telah menciptakan belalang bagi kami untuk kami jadikan makanan. Semoga dengan menyantapnya, kami memeroleh kekuatan untuk melanjutkan tugas dan karya kami. Jadikan kami sebagai penerus karya-Mu."

Belalang adalah ciptaan Allah lainnya yang tampaknya kurang begitu berharga dibandingkan dengan keberadaan diri kita yang gagah perkasa dan sangat istimewa di mata Allah. Belalang hanyalah serangga, yang oleh pak tani kerap dijadikan musuh bebuyutan lantaran merusak tanaman padinya atau sayurannya. Belalang memang bermacam-macam, namun satu yang pasti bahwa belalang diciptakan untuk meramaikan kehidupan alam semesta yang terbentang luas....

"Hiduplah di dunia ini dengan berdamai dan bersahabat dengan semua ciptaan. Sebab setiap ciptaan memainkan perannya masing-masing sesuai dengan maksud ia diciptakan. Jangan menuntut lebih. Sebab tuntutan yang berlebihan akan menghancurkan diri sendiri. Jadilah penikmat hidup. Rayakanlah hidup dalam keanekaragamannya. Belalang biarlah belalang. Jangan menuntutnya menjadi manusia...... 'Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu'(Mazmur 119:66). Menghormati kepribadian dan keberadaan yang lain berarti kita menghormati dan memuja Sang Mahabijaksana."

Kelahiran



Kelahiran anak ke dunia merupakan suatu kebahagiaan yang tidak ternilai harganya. Lebih dari itu, kelahiran menjadi medium kesadaran pada pribadi lain yang dikehendaki oleh Allah harus ada di dunia. Kesadaran akan adanya pribadi lain mengajak kita untuk mencintainya sampai sahabis-habisnya. "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seseorang yang menyerahkan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya." Karena itu, kelahiran dinantikan dan disambut dengan penuh kebahagiaan - terutama bagi keluarga yang mengalaminya.
Peristiwa kelahiran, bukan hanya sekedar munculnya sosok atau pribadi baru di tengah dan bersama kita, tetapi lebih dari itu, yaitu terealisasinya cinta Allah yang mahaagung di tengah dan melalui manusia. "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran"(Yoh 1: 14). Allah memanggil manusia untuk ikut serta ambil bagian dalam karya penyelamatan-Nya. Oleh Allah, manusia dijadikan sebagai partner atau rekan kerja-Nya. Manusia menjadi co-creator bagi dunianya.
"Jadikanlah terang kelahiran sebagai sayap-sayap cinta bagi kehidupan di sekitar kita."