Dalam Kitab Perjanjian lama dikisahkan bahwa "Yohanes makananya belalang." Di daerah gunung kidul juga, pada musim kemarau banyak penduduk yang berjualan belalang di sepanjang jalan. Belalang yang dijual adalah belalang yang jenisnya besar-besar.
Suatu ketika saya bersama beberapa orang membeli tiga tusuk belalang dan kami bakar di tepi pantai di Wonosari.
"Uih... enak bener lo.." kata teman saya ketika ia mencicipi belalang bakar. "Oh, ya.." tanya yang lain. "Ia. Sungguh.. Coba aja kalo gak percaya!", tegas sang teman. Saya dan teman yang lain akhirnya menyantap dengan lahap belalang bakar yang kami masak sendiri.
"Tuhan, terimakasih.. Engkau telah menciptakan belalang bagi kami untuk kami jadikan makanan. Semoga dengan menyantapnya, kami memeroleh kekuatan untuk melanjutkan tugas dan karya kami. Jadikan kami sebagai penerus karya-Mu."
Belalang adalah ciptaan Allah lainnya yang tampaknya kurang begitu berharga dibandingkan dengan keberadaan diri kita yang gagah perkasa dan sangat istimewa di mata Allah. Belalang hanyalah serangga, yang oleh pak tani kerap dijadikan musuh bebuyutan lantaran merusak tanaman padinya atau sayurannya. Belalang memang bermacam-macam, namun satu yang pasti bahwa belalang diciptakan untuk meramaikan kehidupan alam semesta yang terbentang luas....
"Hiduplah di dunia ini dengan berdamai dan bersahabat dengan semua ciptaan. Sebab setiap ciptaan memainkan perannya masing-masing sesuai dengan maksud ia diciptakan. Jangan menuntut lebih. Sebab tuntutan yang berlebihan akan menghancurkan diri sendiri. Jadilah penikmat hidup. Rayakanlah hidup dalam keanekaragamannya. Belalang biarlah belalang. Jangan menuntutnya menjadi manusia...... 'Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu'(Mazmur 119:66). Menghormati kepribadian dan keberadaan yang lain berarti kita menghormati dan memuja Sang Mahabijaksana."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar