Kamis, 01 Oktober 2009

"Hidup Yang Diberkati"

Ketika saya melayani di sebuah tempat yang jauh dari keramaian, yaitu di pelosok hutan Kalimantan, terlintas dalam hati untuk tidak meneruskan perjalanan yang masih kurang lebih 5 km lagi. Pikiran saya menentang perjalanan itu. "Untuk apa kamu meneruskan perjalanan ini? Di sana juga umatnya sedikit. Tidak imbang antara perjalanan dan umat yang hendak dikunjungi."
Desakan pikiran itu sedikit memalingkan tujuan pelayanan saya. Saya menjadi sedikit bingung.
Dalam kebingungan itu, saya berhenti sejenak di tengah jalan sambil mengamati-ngamati hutan dan lumpur yang mewarnai mobil. Dalam pengamatan itu, hati saya mendesak saya untuk meneruskan perjalanan ini. "Teruskan. Kamu ke sini untuk melayani Yesus, bukan untuk bertemu orang sedikit atau banyak. Ingat Yesus pernah bersabda: 'Dimana dua atau tiga orang berkumpul atas nama-Ku, disitu Aku hadir.'"
Desakan hati ini memotivasi saya untuk menyelesaikan perjalanan ini. "Saya harus mengikuti perjalanan Yesus yang penuh darah dan duri. Bahkan sampai di salib dengan bengisnya."
Sejam kemudian saya sampai di tempat tujuan. Wahhhh, luar biasa. Saya disambut dengan begitu riang dan gembira. Membahagiakan. Menentramkan.

Hidup yang diberkati bukanlah hidup yang lemah, cengeng, merengek-rengek atau mengikuti keinginan diri. Hidup yang diberkati adalah hidup yang kuat, terarah pada kebaikan, dan mengandalkan Tuhan dalam setiap situasi kehidupan.

Jadilah berkat bagi orang lain, maka anda akan menerima berkat. Taburlah kasih kepada orang lain, maka anda akan menuai kasih.

Hari ini sebelum kita mengatakan sebuah kata yang tidak baik - Pikirkan tentang seseorang yang tidak bisa berbicara. Sebelum kita mengeluh tentang rasa makanan - Pikirkan tentang seseorang yang tidak memiliki apa-apa untuk dimakan.
Sebelum kita mengeluh tentang suami atau istri kita - Pikirkan tentang seseorang yang menangis kepada Tuhan untuk memiliki seorang teman.
Hari ini sebelum kita mengeluh tentang hidup - Pikirkan tentang seseorang yang pergi terlalu dini ke surga.
Sebelum kita mengeluh tentang anak-anak kita - Pikirkan tentang seseorang yang menginginkan anak tapi mereka mandul. Sebelum kita berdebat tentang rumah yang kotor, seseorang yang tidak bersih atau jorok - Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal di jalanan. Sebelum mengeluh tentang jarak kita mengemudi - Pikirkan tentang seseorang yang berjalan kaki dengan jarak yang sama. Dan ketika kita lelah dan mengeluh tentang pekerjaan kita - Pikirkan tentang pengangguran, orang cacat dan mereka yang berharap mereka mempunyai pekerjaan. Tapi sebelum kita memikirkan untuk mengacungkan jari atau mengutuk lain - Ingatlah bahwa tidak ada salah satu dari kita yang tanpa salah. Dan ketika pikiran sedih membuat kita lesu - Letakkan sebuah senyum di wajah Anda dan bersyukurlah bahwa kita masih hidup dan masih ada.
Hidup adalah anugerah, hidup haus dihidupi, nikmatilah, rayakan, dan gapailah kepenuhannya.

Tidak ada komentar: