Minggu, 10 April 2011

Semut

Di sekitar kita mungkin ada banyak semut yang berjalan beriringan bahkan saling berciuman satu sama lain. Ketika mengamati peristiwa alamiah itu, hati saya terusik oleh serangkaian peristiwa memalukan yang dilakukan oleh sebagian dari kita, manusia. Seperti pembunuhan, pengrusakan rumah ibadah, teror bom, dsj. Kita mesti malu pada semut.

Hidup semut mungkin bukan hidup yang mewah. Tetapi hidup yang penuh sahaja (bersahaja). Mereka berjalan, bekerja, dan berjuang secara bersama-sama dengan penuh tanggung jawab masing-masing. Tidak ada yang saling menjatuhkan, menghina, atau merusak tempat tinggal sesamanya. Sungguh luar biasa. Indah. Menakjubkan. Hebat.

Merenungkan peristiwa alami yang indah itu, saya teringat akan sabda seorang rasul Yesus: "Bersukacilah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis." Pesan sabda ini jelas bahwa kita sebagai manusia harus hidup saling menolong, membahagiakan, dan memperhatikan satu sama lain. Sikap cuek, egoisme, otoriter, munafik, dsj, harus dibuang jauh-jauh dari hidup kita. Seperti semut yang selalu rukun dengan kaumnya.

Marilah kita mengutamakan
kebajikan daripada ketamakan
Kebersahajaan daripada keegoisan
kemuliaan daripada kemunafikan
Kesucian daripada kebobrokan moral

"Hiduplah dengan hati yang bersyukur"

Tidak ada komentar: