Selasa, 15 Mei 2012

Aku, Sesama, dan Tuhan

Pagi-pagi sekitar pukul 06.30, Renata sudah bangun dan siap turun dari tempat tidurnya. Tetapi, sebelum ia meninggalkan tempat tidurnya, ia terlebih dahulu membangunkan adiknya, Cheryl yang tampak masih terlelap. "Dik, dik, dik, bangun sudah siang...cepat dik... kita berdoa dulu baru mandi..." Adiknya yg masih terlelap tampak malas-malasan dan terkesan tidak memperhatikan ajakan Kakaknya. Ia hanya menjawab singkat: "masih ngantuk kak...." Mendengar jawaban itu, Rena lalu meninggalkan adiknya di tempat tidur. Ia bergegas menuju kamar mandi untuk mandi pagi. Byur...byur...byur... seger.... Setelah selesai mandi, ia bergegas mengenakan pakaian yang disukainya. "Ah... ini cantik... aku pakai ini aja", katanya. Kemudian ia menuju meja makan untuk sarapan pagi... "enak... nyam...nyam..." bisiknya. Kisah di atas menampilkan tiga entitas yang saling terkait satu sama lain, bahkan tidak dapat dipisahkan. Yang satu mempengaruhi yang lain dan sebaliknya yang lain mempengaruhi yang satu. Ketiga entitas itu adalah "Aku, Sesama, dan Tuhan." "Aku" adalah entitas pertama yang menyadari akan keradaan yang lain (the others). Kesadaran akan yang lain sangat dipengaruhi oleh kepekaan si Aku dalam menenun keberadaannya di tengah alam semesta yang luas. Semakin si Aku menenun dirinya menuju 'ruang dalam, ruang jiwanya', ia akan semakin menyadari bahwa keberadaannya tergantung pada yang lain dan penciptanya. Kemampuan si Aku menuju pada ke-diri-annya mencerminkan si Aku semakin menenun spiritualitasnya bersama dengan lain. Si Aku semakin menjadikan dirinya sebagai bagian dari yang lain dan menempatkan Tuhan sebagai bagian integral dari pertumbuhannya. "Sesama" adalah entitas kedua yang memegang peranan penting dalam hidup si Aku. Sesama menempa dan mendidik si Aku untuk bertumbuh dan berkembang menuju pada kepenuhan dirinya. Sesama menjadi semacam medium pertumbuhan dan pembentukan diri si Aku. Semakin bijak dan bajik sesama dalam mendampingi si Aku, semakin hebat dan kuatlah si Aku untuk menemukan dirinya, sebagai diri yang hanya bermanfaat bila bersama yang lain. Tanpa sesama, si Aku tidak ada artinya. "Tuhan" adalah entitas tertinggi yang mendesain dan menentukan seperti apa si Aku dan Sesama dalam menjalankan hidupnya di tengah dunia yang tak terbatas ini. Tuhan menjadi "roh" yang menggerakkan dan mengarahkan si Aku dan Sesama pada tujuan yang telah disiapkan, yaitu "kehidupan kekal, baka." Semakin dalam dan kuat si Aku dan Sesama meluangkan ruang kepada Tuhan dalam dirinya, semakin religiouslah si Aku dan Sesama memaknai dirinya, relasinya, dan alam semestanya.

Tidak ada komentar: