Rabu, 18 Maret 2009

Bersih

"...orang yang benar tetap pada jalannya, dan orang yang bersih tangannya bertambah-tambah kuat" (Ayub 17:9).

"Kebersihan pangkal kesehatan." Itu kira-kira tulisan tebal yang terpasang kuat di depan kelas saya sewaktu saya masih duduk di sekolah dasar. Tulisan itu memiliki pengaruh yang begitu kuat bagi aktivitas kami di dalam kelas. Semua penghuni kelas sangat menaati makna tulisan itu. Karena itu setiap pagi, sebelum pelajaran dimulai, kami beramai-ramai membersihkan kelas. Ada yang menyapu, ngelap kaca, nyiram bunga, dan membuang sampah. Pokoknya kelas harus bersih.
Demikian juga sesudah jam pelajaran berakhir, masing-masing dari kami harus menjaga kelas tetap bersih. Maka kalau ada yang menjatuhkan sampah, ia harus bertanggung jawab membersihkannya. Kalau tidak, kami didenda Rp 5000. Luar biasa.
Kebersihan memang sangat penting bagi tubuh kita. Makanan yang kurang bersih akan menyebabkan kita sakit perut. Air minum yang kotor atau air mandi yang kotor akan menyebabkan tubuh kita sakit. Atau udara yang kurang bersih akan mengganggu pernafasan kita.

Bersih

Kebersihan memang harus terus menerus diperjuangkan, kalau kita ingin hidup lebih tenang dan nyaman. Allah telah mengingatkan kita bahwa Ia "...baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya" (Mazmur 73:1).Karena "... siapa bersih kelakuannya, aman jalannya..." (Amsal 10:9).
Membersihkan diri dari berbagai macam "noda" perlu terus diupayakan. Karena diri yang "kotor" mengakibatkan perbuatan, sikap, atau tutur kata kita menjadi kotor. Lihat betapa banyak pembunuhan, penganiayaan, korupsi, penipuan, pemerkosaan, atau pemfitnahan terhadap orang yang tidak bersalah. Ini semua dipicu dan "dilahirkan" dari diri kita yang "kotor."
Diri yang "kotor" menjauhkan kita dari perbuatan-perbuatan yang dikehendaki Allah. Menjauhkan kita dari kebenaran-kebenaran yang ditunjukan dan diajarkan oleh Allah. Menjauhkan kita dari ketulusan-ketulusan untuk melayani, terutama bagi mereka yang miskin dan tersingkir.
Diri yang "kotor" mendorong kita untuk mengedepankan kepentingan diri sendiri dan mencampakkan orang lain. Kita didorong untuk mengalahkan orang lain dengan berbagai macam cara asal keinginan kita tercapai. Kita didorong untuk memerkaya diri sendiri dengan cara-cara yang tidak dikehendaki Allah.
Oleh karena itu, kita perlu membersihkan diri kita agar kita melakukan dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dikehendaki Allah. Kita menanggalkan "kekotoran" diri kita dengan melibatkan dan memersekutukan diri dengan Allah. Membaca dan merenungkan sabda-Nya. Menjadikan Dia sebagai tujuan hidup kita. Ingat bahwa peziarahan kita di dunia ini berangsur-angsur menuju kepada Rumah Bapa. Karena itu, kita harus bersekutu dengan Dia, supaya bila saat tiba, Ia mengenal dan menyambut kita, seperti "gembala yang mengenal kawanannya."
Tetapi bila kita tidak membangun persekutuan dengan Dia, mungkin bila saat kita tiba, Ia tidak mengenal dan menyambut kita. Kita mungkin akan disambut oleh Setan. Mengerikan.....

Untuk itu renungkanlah firman Allah berikut ini:

"Bertobatlah masing-masing kamu dari tingkah langkahmu yang jahat dan dari perbuatan-perbuatanmu yang jahat; maka kamu akan tetap diam di tanah yang diberikan TUHAN kepadamu dan kepada nenek moyangmu, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya" (Yeremia 25:5)

"Bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, supaya itu jangan bagimu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam kesalahan" (Yehezkiel 18:30)

"Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus" (Kisah 2:38)

"Bersihkanlah hatimu dari kejahatan, ... supaya engkau diselamatkan! Berapa lama lagi tinggal di dalam hatimu rancangan-rancang kedurjanaanmu? (Yeremia 4:14)

Tidak ada komentar: