Jumat, 04 September 2009

"Ia Menjadikan Segala-galanya Baik.." (Mrk 7:31-37)


Sabda Tuhan hari ini mengisahkan salah satu karya Yesus yang sangat luar biasa, yaitu menjadikan orang tuli mendengar dan orang bisu berbicara. Namun sekaligus menjadi peringatan bagi kita: yang seringkali bisu dan tuli terhadap sapaan dan panggilan Allah. Kita seringkali menutup diri terhadap Tuhan dan tidak mampu memuji Dia.
Meskipun demikian, mari kita cermati Injil hari ini. Dalam perjalanan-Nya ke Sidon, Galilea, daerah Dekapolis, Yesus bersama para murid-Nya kedatangan tamu ”istimewa”, yaitu seorang tuli dan yang gagap dan mohon untuk disembuhkan. Apa yang dilakukan Yesus?
Pertama, Ia memisahkan orang tersebut dari keramaian. Ia ingin berbicara, mengenal, dan memahami orang tersebut secara lebih pribadi. Ia ingin supaya orang tersebut hanya mendengar suara-Nya, bukan suara kerumunan orang. Ini berarti Yesus menerima dan merangkul setiap orang yang mau datang dan memercayakan dirinya kepada Yesus. Siapa pun orang tersebut. Hati Yesus selalu terbuka bagi setiap orang yang mau datang kepada-Nya. Sebab bagi Yesus tidak ada masalah yang sulit. Semua masalah menjadi mudah.
Kedua, Yesus memasukan jari-Nya ke telinga orang itu, meludah dan meraba lidah orang itu, kemudian menengadah ke langit dan berkata ”efata”. Seketika itu juga orang tersebut sembuh: bisa mendengar dan berkata-kata dgn baik. Luar biasa. Menakjubkan.
Menyaksikan apa yang dilakukan Yesus, membuat orang-orang yang ada di situ takjub dan tercengang sambil berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.". Karena itu, mereka tidak bisa menahan diri untuk memberitakan Yesus dan karya-Nya. Kabar gembira harus segera diwartakan.
Apa yang dapat kita pelajari dari bacaan kita pada hari ini? Pertama, kita belajar untuk dapat menerima setiap orang sebagaimana ia adanya. Tuli, bisu, buta, atau apa saja keadaannya. Menerima berarti kita menghargai seseorang sebagai pribadi yang diciptakan secitra dengan Allah. Pribadi yang berjuang untuk memperoleh keselamatan (kesembuhan). Pribadi yang dikasihi dan dicintai Kristus.
Kedua, kita belajar untuk memercayakan dan menyerahkan diri kita kepada Yesus. Kita membawa diri kita dengan perbagai masalahnya kepada Yesus, supaya Yesus memberikan ”kesembuhan.” Biarlah Yesus merangkul dan membelai kita. Yesus adalah yang terbaik. Ia menjadikan segala-galanya baik. Keselamatan hanya ada di dalam dan melalui Dia. Bersama Yesus semua masalah dapat diatasi dengan penuh berkat.
Ketiga, kita belajar bahwa kehadiran Yesus di dalam dan di tengah dunia telah menghadirkan zaman Mesias. Zaman yang penuh dengan rahmat, seperti yang dilukiskan nabi Yesaya (Yes 35: 4-7a): yang buta melihat, yang tuli mendengar, yang bisu berbicara, yang lumpuh berjalan, dst.
Keempat, kita belajar membuka hati, telinga untuk mendengar firman Allah, supaya lidah kita dibebaskan untuk memuji dan bersaksi tentang-Nya. Sebab jika hanya kita mendengar firman Allah, kita memiliki sesuatu untuk kita wartakan dan bagikan kepada orang lain.
Kelima, kita belajar mewartakan Yesus dan Karya-Nya. Kita yang telah ditebus oleh darah-Nya di kayu salib, harus tiada henti-hentinya mewartakan Yesus dalam kehidupan kita. Kita mesti menjadi seperti orang-orang yang tidak dapat menahan diri memberitakan Yesus.
Sanggup??

Semoga berkat Allah memampukan kita menjadi murid-murid Yesus yang baik.

Tidak ada komentar: