Rabu, 19 Desember 2012

Mabuk

Kisah ini mungkin cukup menjijikan untuk diceritakan. Meskipun demikian dengan kesadaran akan kehadiran dan keberadaan yang lain, kisah ini ingin saya ceritakan....... Saat liburan Natal tiba, kami sekeluarga memutuskan untuk berlibur ke tempat nenek di kampun, Toraja dan Bone-Bone. Jarak antara Sangatta -Toraja-Bone-Bone sangat jauh dan melelahkan. Mendengar kata "libur", anak-anak langsung riang gembira. "Naik pesawat, ya Pak?" tanya si sulung. "Ya dong..." jawab adiknya. "Asyik.........asyik.........asyik........" mereka melompat kegirangan. Pukul 06.00, kami sudah siap berangkat menuju Bandara Tanjung Bara. Haha.. anak-anak mulai gelisah.. "Kok naik mobil, pak? katanya naik pesawat?" mereka serentan bertanya kesal. "Tenang...tenang... sebentar lagi kita naik pesawat. Itu pesawatnya" saya mencoba menghiburnya. Ketika sampai di Bandara, mereka melihat pesawat kecil (cassa). "Lo, pesawatnya koq kecil, Pak?" tanya si sulung. "Ya, sekarang pesawatnya kecil. Nanti sampai di Balikpapan baru naik pesawat besar" jelas saya. Sesampai di Balikpapan, anak-anak tampak gembira. "Pak, pesawatnya besar-besar... banyak, ya...." teriaknya gembira. "Ya, ya... sebentar lagi kita naik pesawat itu" sambungku. "Asyik...asyik....asyik....." mereka teriak gembira. Pukul 12.45, kami dipersilahkan naik pesawat. "Ayo Pak, cepat naik" ajak anak-anak dengan gembira. Sesampai di dalam pesawat, anak-anak sangan gembira... dan tidak lama kemudian pesawat siap-siap take off. Pukul 13.50, kami sudah landing di bandara Hasanuddin, Makassar. Cuaca cukup cerah... dan kami meneruskan perjalanan menuju rumah di Makassar untuk mempersiapkan diri berangkat ke Toraja esok harinya.... Perjalanan Makassar-Toraja ditempuh selama 8 jam melalui darat. Maklum kondisi jalannya seperti ular.... berlekak lekuk.... dan ketika sampai di Enrekang... jalan seperti cacing kepanasan.... perut mulai dikocok dan digoyang-goyang....dan......... saya mulai muntah.....muntah.... anak-anak muntah.... mamanya muntah..... semua muntah....... Dalam kondisi yang demikian, kami menjadi lemas.... dan hanya mampu berdoa: semoga bisa sampai di tempat tujuan. "Tuhan Yesus, Engkaulah kekuatanku. Bantulah kami agar dapat menyelesaikan perjalanan ini. Seperti Engkau bersabda: 'Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.' Lindungilah kami. Sebab Engkaulah pengantara kami. Amin." Setelah berdoa demikian, kami membujuk anak-anak untuk memejamkan matanya dan... kami semua tertidur pulas sampai di tempat tujuan....Makale, Toraja. "Tuhan Yesus, kami puji dan muliakan Engkau. Engkaulah kekuatanku. Penyelamatku. Gunung batuku. Kota kediamanku. Bersama Engkau kami bahagia.... Amin."

Tidak ada komentar: