Senin, 04 Juni 2012

Sekolah: "Taman Kehidupan"

Taman, entah taman di rumah, di kantor, atau dimana saja, menjadi sebuah "ruang perjumpaan" antar-yang satu dengan yang lain (the others). Seperti kupu-kupu dapat berjumpa dengan lebah, burung, lalat, atau dengan lain di taman kehidupannya. Bukan hanya itu, taman juga menjadi "ruang penghangat" yang menghangatkan perjumpaan "cinta kasih" antarpribadi. Karena itu, taman yang indah seringkali dipenuhi oleh manusia mulai dari anak-anak sampai orang tua. Di "taman" itu mereka "merayakan" kehangatan "kenangan" hidupnya yang telah dilalui dan "menumbuhkan" harapan baru untuk masa depan. "Kehadiran" manusia dan makhluk-makhluk lain di taman mempresentasikan "kehadiran" kehangatan, ketenangan, kenyamanan, dan kebahagiaan "perjumpaan" mereka pada "ruang kehangatan." Dalam kehangatan pribadi itu, bertumbuh kebersamaan untuk melangkah maju menuju masa depan yang lebih baik. Bagaimana dengan sekolah kita? Sudahkan menjadi taman pertumbuhan-pendewasaan manusia-manusia muda? Ki Hajar Dewantara dengan indah menggagas "sekolah" sebagai sebuah taman kehidupan (taman siswa), sebuah ruang perjumpaan antarberanekaragam pribadi manusia-manusia muda dan tempat mereka untuk belajar, bertumbuh, berkembang, dan menjadi dewasa dalam sikap dan perilaku, sehingga kelak dapat menjadi "pelita" bagi yang lain. Sebagai sebuah taman, sekolah diharapkan menjadi medium dan sekaligus ruang berkreasi untuk mengolah dan mengasah raga, rasa, karsa, ilmu pengetahuan, dan berkolaborasi membangun bangsa dan negara. Untuk itu, mari kita jadikan sekolah kita sebagai sebuah "taman perjumpaan kehangatan" antarpribadi yang sedang "mendesain diri" untuk dapat hidup di tengah-tengah dunia yang serba cepat dan cenderung keras. Semoga dengan "taman perjumpaan" itu, anak-anak didik kita menjadi lebih "kuat karakter positifnya" untuk hidupnya di masa depan.

Tidak ada komentar: